NUSATODAY.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa swasembada energi dan hilirisasi menjadi misi besar pembangunan energi nasional. Menurutnya, strategi ini bukan hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga memperkuat kemandirian energi Indonesia di tengah persaingan global.
“Pemerintah terus mendorong reaktivasi sumur migas yang tidak produktif, membangun infrastruktur gas, mempercepat transisi energi dengan energi baru terbarukan (EBT), hingga menggenjot hilirisasi minerba. Semua itu bagian dari peta jalan menuju ketahanan energi,” kata Bahlil saat meresmikan Migas Corner di kampus ITS Surabaya, Kamis (17/7).
Bahlil juga menekankan peran penting dunia pendidikan. Ia menyebut mahasiswa dan kampus sebagai motor perubahan menuju kemandirian energi dan kedaulatan sumber daya alam.
Lebih jauh, Bahlil menegaskan hilirisasi berarti menghentikan ekspor bahan mentah dan mengolahnya langsung di dalam negeri. “Kalau hanya kirim bahan baku, nilai tambahnya dinikmati negara lain. Itu mirip zaman VOC yang hanya mengambil sumber daya kita tanpa memberi manfaat maksimal,” tegasnya.
Contoh nyata, lanjut Bahlil, adalah investasi ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia yang sudah menembus USD 20 miliar. Proyek ini menempatkan Indonesia sebagai produsen baterai terbesar kedua dunia setelah Tiongkok.
Tak berhenti di situ, ia menyebut pada November mendatang ada investasi baru senilai Rp100 triliun dari China dan Korea. Proyek tersebut berfokus pada pengolahan nikel hingga menjadi cell battery untuk mobil listrik. “Bahkan Presiden Prabowo sudah menargetkan agar hilirisasi ini sampai menghasilkan mobil listrik buatan Indonesia,” tambahnya.