Nusatoday.id – Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Afghanistan (UNAMA) menyambut baik kesepakatan gencatan senjata sementara selama 48 jam antara Afghanistan dan Pakistan yang diumumkan pada Rabu (23/10). Langkah ini datang setelah sepekan bentrokan lintas perbatasan dan serangan udara yang menewaskan puluhan orang di wilayah sekitar Kabul.
Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021, hubungan antara kedua negara bertetangga itu terus memanas. Pakistan menuduh Afghanistan melindungi kelompok militan yang menyerang wilayahnya—klaim yang dibantah oleh otoritas de facto Taliban.
UNAMA melaporkan bahwa sejak 10 Oktober, kekerasan lintas batas meningkat tajam dan menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Pertempuran paling sengit terjadi di Distrik Spin Boldak, Provinsi Kandahar, di mana pasukan keamanan Taliban dan militer Pakistan terlibat bentrokan hebat. Berdasarkan laporan awal, setidaknya 17 orang tewas dan 346 lainnya luka-luka di wilayah tersebut.
UNAMA juga mencatat satu warga sipil tewas dan 15 luka-luka dalam bentrokan sebelumnya di provinsi Paktika, Patkya, Kunar, dan Helmand.
Dalam pernyataannya, UNAMA mendesak kedua pihak untuk mengakhiri permusuhan secara permanen, menegaskan pentingnya prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian dalam operasi militer sesuai hukum internasional.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres turut menyambut gencatan senjata ini dan menyerukan agar kedua negara menuju perdamaian jangka panjang yang dapat melindungi warga sipil dari dampak konflik.











