Nusatoday.id – Lulusan baru menghadapi kesenjangan keterampilan dan akses kerja: meski pendidikan meningkat, kesempatan kerja formal yang memadai tidak seimbang dengan jumlah pencari kerja. Data BPS menunjukkan rasio pengangguran pemuda jauh lebih tinggi dibanding nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia
Akibatnya banyak lulusan masuk pasar informal: pekerjaan sementara, upah rendah, tanpa kontrak atau tunjangan sosial — kondisi yang bertentangan dengan semangat ICESCR yang menuntut perlindungan ekonomi tanpa diskriminasi.
Tren global memperburuk hal ini: otomatisasi dan gelombang restrukturisasi 2024–2025 (termasuk PHK besar-besaran di sektor teknologi dan korporasi global) menurunkan permintaan untuk beberapa jenis pekerjaan, meningkatkan persaingan bagi posisi tetap. The Times of India
Tanpa kebijakan transisi (magang berbayar, pembiayaan start-up pemuda, program wirausaha terfokus), lulusan tertahan di perbatasan miskin proteksi sosial dan risiko kemiskinan jangka panjang.
Solusi praktis: integrasi kurikulum dengan kebutuhan industri, insentif untuk penyerapan tenaga muda di sektor formal, serta skema jaring pengaman untuk lulusan yang belum terserap pasar.
