Nusatoday.id – Lokasi masih menjadi faktor paling menentukan dalam memilih properti. Tahun 2025, permintaan rumah di Indonesia melonjak 13,8% dibanding tahun sebelumnya, menurut laporan tren pasar. Lonjakan ini terjadi terutama di kawasan dengan infrastruktur tumbuh cepat seperti koridor LRT, MRT, toll access, dan area mandiri baru. Artinya, lokasi strategis semakin dicari sebagai pusat pertumbuhan investasi.
Survei menunjukkan bahwa 46,8% pencari properti berasal dari kelompok usia 18–34 tahun, mayoritas mencari hunian dekat transportasi umum dan pusat ekonomi. Hal ini memperkuat bahwa generasi muda mendominasi pasar dan sangat sensitif terhadap akses lokasi.
Area yang masuk rencana pengembangan pemerintah seperti kawasan perluasan TOD (Transit Oriented Development), perluasan tol dalam kota, dan kawasan industri baru juga mengalami kenaikan minat signifikan. Peningkatan fasilitas langsung berdampak pada kenaikan nilai tanah dan properti di sekitarnya.
Harga properti memang mengalami pertumbuhan moderat. Data Bank Indonesia menunjukkan indeks harga residensial hanya naik 1,07% yoy di Q1 2025. Meski tidak tinggi, stabilitas ini membuat pasar lokasi strategis menjadi pilihan aman untuk investasi jangka panjang.
Pada akhirnya, tingginya permintaan dan pergeseran populasi ke zona transportasi massal membuat lokasi semakin tidak dapat dinegosiasikan. Properti di kawasan strategis tetap menjadi aset paling menguntungkan di masa depan.











