NASIONAL

GBFA: Inisiatif Indonesia untuk Jembatani Kesenjangan Pendanaan Iklim

×

GBFA: Inisiatif Indonesia untuk Jembatani Kesenjangan Pendanaan Iklim

Sebarkan artikel ini
Foto (Maritim.go.id).

NUSATODAY.ID – Pemerintah Indonesia terus mendorong penguatan peran G20 Bali Global Blended Finance Alliance (GBFA) sebagai platform strategis untuk menjembatani kesenjangan pendanaan dalam aksi iklim dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di negara-negara berkembang. Aliansi ini merupakan salah satu warisan penting dari keketuaan Indonesia dalam G20 tahun 2022, dan telah diakui dalam G20 Bali Leaders’ Declaration.

Sebagai tindak lanjut konkret, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggelar rapat hybrid pada Kamis (4/7/2024) di Bali, yang membahas penguatan peran dan kelembagaan GBFA ke depan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, dalam pemaparannya menegaskan bahwa GBFA memiliki keunikan sebagai platform kerja sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation) yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan investasi bersama yang saling memperkuat antarnegara berkembang.

“Kerja sama ini bertujuan membantu negara berkembang menutup kesenjangan pendanaan aksi iklim dan mencapai SDGs melalui pembentukan country platform dan penyusunan kebijakan perubahan iklim,” ujar Luhut.

Menko Luhut juga menyampaikan bahwa GBFA akan menjadi wadah pengembangan kapasitas, antara lain melalui penyusunan standar dan pedoman pembiayaan proyek, penguatan kebijakan blended finance, serta pelatihan dan pertukaran pengetahuan. Aliansi ini juga akan menjadi forum kolaborasi lintas sektor, termasuk pendanaan dan investasi dari sektor swasta.

Ia menekankan pentingnya percepatan penyusunan Articles of Agreement (AoA) sebagai langkah awal agar GBFA dapat segera bertransformasi menjadi organisasi internasional resmi. Tim negosiasi yang telah dibentuk diharapkan segera bergerak untuk merumuskan dan menyelesaikan naskah perjanjian tersebut.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti, menegaskan urgensi dibentuknya GBFA. Ia menjelaskan bahwa negara berkembang masih menghadapi kesenjangan pendanaan yang sangat besar untuk mendukung aksi iklim dan SDGs, serta sejumlah hambatan sistemik seperti lemahnya kerangka kebijakan, keterbatasan kapasitas SDM, dan belum adanya country platform yang terintegrasi.

“GBFA hadir sebagai solusi strategis untuk menutup financial gap tersebut, dengan memobilisasi blended finance dalam skala besar dan sistematis,” ujar Nani.

Secara visi, GBFA diharapkan menjadi aliansi global yang kuat dan dinamis, yang didedikasikan untuk mendukung negara-negara berkembang dalam memobilisasi pembiayaan campuran (blended finance) sebagai alat menjembatani kesenjangan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan transisi iklim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!