NUSATODAY.ID – Brigade Pelajar Islam Indonesia (PII) akan menggelar aksi damai bertajuk “Kawal Tuntutan: Transparansi dan Empati” pada Jumat, 17 Oktober 2025 pukul 12.40 WIB di depan Fraser Residence Menteng, Jakarta. Aksi ini digelar sebagai bentuk kepedulian dan dorongan moral terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pihak Relish Bar dan manajemen Fraser Residence Menteng.
Koordinator Aksi Fariski Adwari menjelaskan bahwa aksi ini merupakan seruan moral agar pemerintah daerah dan pihak terkait menegakkan aturan secara adil dan transparan.
“Kami mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran Perda yang dilakukan Relish Bar serta memeriksa manajemen Fraser Residence Menteng dan Relish Bar Jakarta,” ujar Fariski.
Sementara itu, Koordinator Lapangan M. Zefriansyah menegaskan bahwa aksi ini digelar secara damai dan konstruktif dengan tujuan menjaga ketertiban serta memastikan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat.
“Kami ingin ada empati terhadap keresahan publik, terutama soal izin usaha hiburan malam yang berdekatan dengan fasilitas umum dan rumah ibadah. Harus ada kejelasan dan tanggung jawab manajerial,” tegas Zefriansyah.
Adapun tuntutan aksi yang dibawa Brigade PII meliputi:
1. Meminta Pemprov Jakarta menindaklanjuti dan memberikan sanksi tegas terhadap dugaan pelanggaran Perda oleh Relish Bar serta melakukan pemeriksaan terhadap pihak manajemen Fraser Residence Menteng dan Relish Bar Jakarta.
2. Mendorong penghentian sementara kegiatan operasional Relish Bar hingga proses evaluasi dan audit perizinan usaha diselesaikan.
3. Menegaskan penerapan dan pengawasan yang konsisten terhadap kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Relish Bistro Fraser Menteng.
4. Meminta peninjauan ulang izin lokasi usaha hiburan malam yang berdekatan dengan fasilitas umum, lembaga pendidikan, dan rumah ibadah sesuai aturan zonasi.
5. Mendesak manajemen memberhentikan tim manajerial (inisial FZ dan SM) yang diduga tidak menjalankan amanah secara profesional dan etis dalam mengelola usaha di lingkungan masyarakat.
Brigade PII menegaskan bahwa aksi ini bukan untuk menjatuhkan pihak tertentu, tetapi sebagai upaya menjaga etika publik, penegakan hukum, dan kepentingan masyarakat sekitar.
“Kami berdiri atas dasar nilai transparansi dan empati. Pemerintah dan pengusaha harus sama-sama menunjukkan tanggung jawab sosialnya,” tutup Fariski.











