Nusatoday.id – Lonjakan kebutuhan hunian pada 2025 membuat banyak orang ingin segera membeli rumah. Namun, perencanaan anggaran tetap menjadi aspek krusial. Kenaikan permintaan lebih dari 13% secara nasional mendorong bank menawarkan program KPR kompetitif, namun bunga masih dinamis tergantung kebijakan BI.
Selain harga unit, biaya tambahan seperti BPHTB, PPN, notaris, dan biaya balik nama dapat mencapai 10–15% dari harga properti. Ini sering mengejutkan pembeli baru—khususnya generasi muda yang kini menjadi kelompok pencari properti terbesar.
Di pasar 2025, banyak properti kelas menengah menawarkan skema DP rendah dan cicilan ringan. Meski terlihat menarik, penting untuk memastikan cicilan tidak melebihi 30% dari total pendapatan bulanan, terutama di tengah fluktuasi ekonomi dan biaya hidup urban yang meningkat.
Harga properti memang tumbuh moderat. Data Q3 2025 menunjukkan indeks harga hanya naik 0,84% yoy, terendah dalam empat tahun. Artinya, dari sisi anggaran, 2025 menjadi salah satu tahun terbaik untuk membeli karena kenaikan harga landai, meski permintaan tinggi.
Dengan memahami kondisi finansial dan tren pasar, pembeli dapat menghindari risiko over-budget dan tetap mendapatkan properti ideal.











