Nusatoday.id – Prediksi harga rumah di Indonesia pada tahun 2026 menunjukkan tren peningkatan yang moderat, terutama di kawasan metropolitan seperti Jabodetabek. Data dari analis pasar lokal menunjukkan bahwa harga properti di Jabodetabek diproyeksikan tumbuh sekitar 6–8% per tahun hingga 2028, didorong oleh permintaan yang kuat dari kelas menengah.
Di Jakarta, misalnya, permintaan rumah tapak masih stabil meski ada tantangan keterjangkauan, sementara permintaan untuk kondominium meningkat karena preferensi generasi milenial dan Gen Z terhadap hunian dekat transportasi publik. Kondominium premium diprediksi tetap menjadi segmen yang paling aktif pada 2026.
Suku bunga KPR juga menjadi faktor penting dalam menentukan harga rumah. Penurunan suku bunga atau stabilnya suku bunga di level yang kondusif diperkirakan dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga mendukung kenaikan permintaan rumah. Namun, kenaikan suku bunga dapat menekan permintaan sebaliknya.
Wilayah pinggiran seperti Tangerang dan Bekasi di Greater Jakarta menunjukkan pertumbuhan harga properti yang signifikan karena persaingan harga yang lebih terjangkau dibandingkan pusat kota. Hal ini menarik investor maupun pembeli rumah pertama.
Kesimpulannya, prediksi harga rumah di Indonesia tahun 2026 menunjukkan prospek yang positif dengan pertumbuhan moderat tetapi berkelanjutan, terutama di daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur kuat. Faktor makro ekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan suku bunga KPR akan terus memengaruhi dinamika harga rumah.














