NUSATODAY.ID – Komunitas Quaker di Eropa dan Amerika dikenal karena praktik musyawarah unik yang disebut Meeting for Worship with a Concern for Business. Setiap keputusan penting dalam komunitas dilakukan melalui konsensus, dengan tujuan menciptakan keputusan yang disepakati bersama tanpa paksaan. Semua anggota, terlepas dari status sosial, memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara dan menyampaikan pandangan mereka.
Pendekatan musyawarah Quaker menekankan kesabaran, keterbukaan, dan refleksi bersama. Dalam setiap pertemuan, anggota diundang untuk mendengarkan dengan seksama, membiarkan proses dialog berjalan, dan menghindari pengambilan keputusan terburu-buru. Praktik ini menjaga harmoni komunitas dan memastikan semua suara terdengar, bahkan yang minoritas sekalipun.
Dalam konteks modern, nilai musyawarah Quaker sering diadopsi dalam organisasi nirlaba dan tim kerja lintas budaya. Konsensus dan pendekatan deliberatif yang mereka kembangkan menjadi model bagi komunitas global dalam mencapai keputusan damai dan inklusif.
Selain aspek sosial, musyawarah Quaker juga digunakan untuk menyelesaikan konflik internal, membagi tanggung jawab, dan merencanakan kegiatan bersama. Praktik ini menunjukkan bahwa nilai musyawarah dapat diterapkan pada komunitas religius sekaligus menjadi model pengambilan keputusan yang efektif dan harmonis.
.
Belajar dari komunitas Quaker memberi pelajaran tentang bagaimana musyawarah dapat menjaga kohesi sosial, membangun inklusivitas, dan menghasilkan keputusan yang berkelanjutan, relevan untuk konteks global modern.










