News Today

Tambang Ilegal di Berau Adalah Bentuk Pembangkangan Nyata Terhadap Presiden

×

Tambang Ilegal di Berau Adalah Bentuk Pembangkangan Nyata Terhadap Presiden

Sebarkan artikel ini
Lokasi Tambang ilegal Berau (Ist).

NUSATODAY.ID – Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat mendadak bersama jajaran menterinya di Hambalang pada Selasa malam (19/8/2025). Pertemuan tertutup yang berlangsung lebih dari empat jam itu khusus membahas masalah tambang ilegal yang kian marak di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Sejumlah pejabat penting hadir, mulai dari Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Mendagri Tito Karnavian, Menlu Sugiono, Mensesneg Prasetyo Hadi, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hingga Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Sekretaris Kabinet Letkol TNI Teddy Indra Wijaya menjelaskan, Presiden ingin laporan langsung terkait langkah penertiban tambang ilegal. Langkah ini menyusul pernyataan Prabowo dalam sidang tahunan MPR/DPR (15/8/2025) yang menyebut ada 1.063 tambang ilegal di Indonesia dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 300 triliun. “Kita akan tertibkan tambang-tambang yang melanggar aturan,” tegas Prabowo.

Ketua Padepokan Hukum Kalimantan Timur, Siswansyah, menilai Berau harus dijadikan prioritas utama. Menurutnya, maraknya tambang ilegal di wilayah tersebut bukan hanya pelanggaran hukum, melainkan bentuk perlawanan langsung terhadap Presiden.

“Tambang ilegal di Berau bukan sekadar merugikan negara. Ini pembangkangan nyata terhadap Presiden. Setiap malam, batubara ilegal lewat di jalan utama kota tanpa ada tindakan aparat. Kalau ini terus dibiarkan, artinya negara kalah di hadapan mafia,” ujarnya, Kamis (21/8/2025).

Lebih jauh, Siswansyah menyebut kondisi di Berau sudah menyerupai “negara dalam negara”. Ia menilai mafia tambang bukan hanya mencari keuntungan ekonomi, tetapi juga membangun kekuatan politik bayangan yang bisa melemahkan otoritas Presiden.

“Ini bukan sekadar bisnis gelap. Mereka membangun pusat kekuatan yang menandingi negara. Kalau dibiarkan, Berau bisa jadi KKB versi tambang. Senjatanya bukan peluru, tapi uang haram dari tambang ilegal,” tegasnya.

Siswansyah mendesak agar Presiden tidak berhenti pada rapat dan pidato, melainkan turun langsung dengan langkah konkret.

“Kalau serius menertibkan 1.063 tambang ilegal, mulailah dari Berau. Karena di sana mafia tambang sudah berani menantang negara secara terbuka,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *