Nusatoday.id – Kegiatan tambang ilegal merupakan ancaman keamanan nyata yang lebih luas dari sekadar kejahatan lingkungan: ia terkait dengan jaringan kriminal terorganisir dan memiliki implikasi bagi stabilitas nasional.
Dalam kerangka intelijen nasional, operasi ilegal dapat menjadi pendanaan bagi kriminal terorganisir yang terlibat dalam perdagangan gelap, pencucian uang, hingga perekrutan tenaga kerja tidak berdokumen—mengikis kontrol negara atas wilayah suku cadang ekonomi strategis.
Kasus global di Peru dan India menunjukkan hubungan langsung antara tambang ilegal dan kekerasan bersenjata, di mana puluhan hingga ratusan nyawa hilang karena konflik antar kelompok bersenjata yang menguasai tambang ilegal.
Kerusakan ekologis yang luas, seperti penggundulan 140.000 hektare di Amazon Peru, juga menimbulkan ancaman tidak langsung terhadap ketahanan pangan, bencana alam, dan migrasi masyarakat lokal yang kehilangan mata pencaharian.
Dalam perspektif intelijen, fragmentasi kontrol wilayah akibat kegiatan ilegal dapat memicu kekosongan keamanan yang dimanfaatkan aktor non-negara, termasuk penyelundupan, perompakan, serta perdagangan ilegal sumber daya lainnya.
Untuk menjaga stabilitas nasional, strategi keamanan harus mencakup data intelijen terintegrasi yang melibatkan sektor hukum, ekonomi dan sosial, guna memahami struktur kompleks dari jaringan kriminal tambang ilegal.
Tanpa pendekatan intelijen yang kuat dan kerjasama internasional, ancaman ini tidak hanya akan menggerogoti keamanan domestik tetapi juga membentuk sindikat yang beroperasi lintas batas negara.
