Nusatoday.id – Berita viral sering menimbulkan persepsi bahwa informasi tersebut benar. Padahal, menurut Mafindo 2025, sekitar 30% berita viral di media sosial ternyata hoaks atau disinformasi.
Viralitas lebih berkaitan dengan seberapa cepat berita dibagikan, bukan validitas informasi. Judul sensasional dan konten emosional sering mempercepat penyebaran.
Pembaca harus memeriksa sumber dan membandingkan berita dengan media terpercaya sebelum mempercayai klaim viral.
Mengecek fakta melalui portal resmi seperti CekFakta.com atau laporan media mainstream membantu memastikan kebenaran berita.
Dengan menyadari bahwa viral tidak selalu berarti benar, pembaca bisa mengurangi risiko menyebarkan misinformasi.













