Nusatoday.id – Pasar properti global pada tahun 2026 diperkirakan akan tetap stabil dengan pertumbuhan moderat setelah disrupsi ekonomi selama beberapa tahun terakhir. Menurut proyeksi industri, ukuran pasar properti dunia diperkirakan mencapai sekitar USD 4,58 triliun pada 2026, naik dari USD 4,34 triliun tahun 2025, dengan pertumbuhan tahunan yang konsisten didorong oleh urbanisasi dan kepercayaan investor pada aset riil.
Salah satu tren penting adalah meningkatnya permintaan untuk properti yang ramah lingkungan dan efisien energi. Di Eropa, misalnya, banyak bangunan baru diwajibkan mematuhi standar penggunaan energi hampir nol, yang menjadi faktor penting dalam penilaian nilai properti. Data menunjukkan bahwa properti bersertifikat hijau cenderung mengalami kenaikan nilai rata‑rata sekitar 12%.
Selain itu, pasar properti di berbagai negara memperlihatkan dinamika yang berbeda. Beberapa pasar kelas menengah di Eropa seperti Jerman dan Spanyol diperkirakan mengalami pertumbuhan harga rumah antara 4–7% pada 2026, walaupun terkendala pasokan dan biaya pembangunan yang tinggi.
Permintaan untuk rumah hunian tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan global karena urbanisasi dan kebutuhan tempat tinggal bagi populasi yang semakin besar. Menurut data PBB, hampir 70% populasi dunia akan tinggal di perkotaan pada tahun 2050, dan tren ini mulai terasa sebelum 2026, memacu permintaan untuk hunian yang strategis dekat pusat pekerjaan dan sarana transportasi.
Secara keseluruhan, tren pasar properti global 2026 menunjukkan bahwa meski pertumbuhan harga tidak secepat era pra‑pandemi, fundamental pasar tetap kuat. Aset properti diproyeksikan tetap menjadi pilihan investasi jangka panjang bagi banyak investor global karena stabilitasnya dibandingkan pasar modal bergejolak.
