TNusatoday.id – untutan publik terhadap kinerja kepolisian terus meningkat seiring dengan perubahan sosial, perkembangan teknologi, dan kompleksitas persoalan keamanan. Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menegaskan bahwa setiap perwira Polri dituntut mampu beradaptasi dan hadir secara nyata dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Menurut Dedi, penguatan sumber daya manusia Polri menjadi bagian integral dari arah pembangunan nasional jangka panjang. Kebijakan pembinaan personel Polri saat ini diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 serta visi Indonesia Emas 2045, yang menempatkan pembangunan SDM unggul sebagai prioritas utama negara.
Penegasan tersebut disampaikan saat penutupan pendidikan dan pelantikan Perwira Polri lulusan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Gelombang II Tahun Anggaran 2025 di Akademi Kepolisian, Semarang. Dalam kesempatan itu, sebanyak 99 perwira remaja resmi dilantik dan menyandang pangkat Inspektur Polisi Dua.
Wakapolri menilai, keberhasilan para lulusan SIPSS menyelesaikan pendidikan bukan sekadar capaian akademik, melainkan awal dari tanggung jawab profesional yang lebih besar. Ia menekankan bahwa perwira Polri harus mampu membaca dinamika masyarakat, mengambil keputusan secara cepat, serta bekerja dengan pendekatan yang humanis dan solutif.
“Perwira Polri tidak cukup hanya memahami aturan, tetapi juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan ekspektasi publik yang semakin tinggi,” ujar Dedi dalam sambutannya.
Para perwira lulusan SIPSS akan ditempatkan berdasarkan kompetensi keilmuan dan kebutuhan organisasi yang telah dirancang sejak proses rekrutmen. Pola penempatan berbasis keahlian ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan kesiapan Polri menghadapi tantangan tugas yang semakin beragam.
Latar belakang disiplin ilmu yang berbeda-beda dari para perwira SIPSS disebut sebagai modal penting dalam membangun pendekatan kepolisian yang lebih komprehensif. Keberagaman tersebut diharapkan mampu memperkuat kapasitas Polri dalam merespons persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat secara lebih adaptif.
Menutup rangkaian kegiatan, Wakapolri mengingatkan pentingnya menjaga integritas, profesionalisme, serta kepercayaan publik. Ia menegaskan bahwa setiap perilaku anggota Polri di lapangan akan selalu mencerminkan institusi secara keseluruhan.
“Kepercayaan masyarakat adalah aset utama Polri. Itu dibangun dari konsistensi sikap, integritas, dan tanggung jawab dalam setiap pelaksanaan tugas,” pungkasnya.














