Nusatoday.id – Gempa magnitudo 5,8 di Jailolo menyoroti pentingnya pendidikan mitigasi bencana di sekolah dan masyarakat. Edukasi tentang tindakan aman seperti berlindung di bawah meja, menjauhi jendela, dan keluar ke tempat terbuka sangat penting.
Negara-negara seperti Jepang memperkenalkan kurikulum mitigasi gempa sejak dini untuk membangun kesadaran bahwa gempa mungkin terjadi kapan saja.
Model ini membantu mengurangi korban cedera bahkan saat gempa menengah hingga kuat terjadi.
Pelajaran dari gempa besar Turki–Suriah 2023 menunjukkan bahwa kurangnya kesiapsiagaan membuat masyarakat terjebak dalam bangunan yang runtuh akibat guncangan kuat.
Pembelajaran ini perlu diadaptasi pemerintah Indonesia di daerah rawan gempa, termasuk Maluku Utara.
Sekolah dan komunitas harus menjadi pusat pelatihan reguler, termasuk simulasi evakuasi dan pengetahuan tentang paket darurat seperti lampu, makanan ringan, dan radio, agar warga siap bila gempa terjadi tiba-tiba.
